Jokowi dan Penggantinya

0 305

PRESIDEN Jokowi akhirnya memenangi ‘psikepolitik’ untuk menjadikan Ganjar Pranowo sebagai capres. Berbulan-bulan dengan berbagai cara Jokowi membangun dan memelihara kebatinan politik itu. Ia misalnya berkali-kali menghimpun kekuatan para relawannya untuk menunjukkan bahwa kader PDIP Ganjar yang diinginkannya menjadi capres.

Ban serep koalisi berupa KIB pun dipersiapkannya untuk berjaga-jaga. Eh, siapa nyana Megawati tidak mengusung Ganjar, tetapi putrinya, Puan Maharani, yang terbaca publik berambisi menjadi presiden.

Pertemuan terakhir Jokowi-Megawati di Istana di Jakarta boleh jadi sarat pokok pikiran yang kian mendorong bulatnya keputusan Megawati. Jokowi agaknya mengedepankan angka-angka. Berbagai hasil survei yang kredibel menunjukkan elektabilitas Ganjar selalu tertinggi. Ini ‘angka’, bukan ‘perasaan’. Sebaliknya, tingkat keterpilihan Puan ‘tak berbunyi’ secara statistik. Dengan kesahihan metodologi survei yang sama, temuan elektabilitas Puan itu juga ‘angka’, bukan ‘suasana hati’ ibu dan anak.

Lalu siapa cawapres yang bakal mendampingi Ganjar? Tanya wartawan. Jokowi bukan ketua umum partai. Namun, ia sepertinya berpandangan sah-sah saja menjawab. Katanya, ada Pak Erick, Pak Sandiaga Uno, Pak Mahfud, Pak Ridwan Kamil, Cak Imin, dan Pak Airlangga. Empat dari enam nama itu menteri yang menurut konstitusi pembantu presiden.

Bagaimana dengan Ketua Umum Partai Gerindra? Tanya wartawan lagi. “Nah, termasuk Pak Prabowo.” Ini pun menteri, pembantu presiden.

Nama Erick Thohir dan Prabowo Subianto favorit Jokowi. Menteri BUMN Erick mendapat perlakuan istimewa. Dalam satu kunjungan dinas ke daerah, Jokowi menyebut Erick sebagai menteri andalan. Terandal di banyak urusan. Erick, misalnya, direstui atau malah mungkin dirancang merangkap jabatan Ketua Umum PSSI, sementara Menpora Zainudin Amali harus mundur dari jabatan di kabinet itu karena menjadi Wakil Ketua Umum PSSI. Alasannya agar dirinya fokus mengurus PSSI. Saya sih geli dengan kenyataan ini. Geli karena yang mundur bukan ketua umum yang harusnya paling fokus, yang paling bertanggung jawab.

Erick seperti kelebihan energi dan berlebihan pula ambisinya. Ia juga cakap memimpin urusan ad hoc: ketua panitia 100 tahun NU. Bukankah dalam semua itu ada restu Jokowi agar Erick terkatrol di bursa cawapres?

Prabowo sebagai Menteri Pertahanan menunjukkan loyalitas dan dedikasinya kepada Presiden. Sesungguhnya tak ada hal ihwal yang meragukan Jokowi. Tak ada tersisa jejak betapa sengitnya rivalitas dalam dua kali pilpres. Jokowi yakin betul Prabowo sangat dapat dipercaya untuk melanjutkan program-program yang bakal menjadi legasi seperti ibu kota baru negara.

Prabowo diberi peranan unik. Sejak 2020 Jokowi mengangkat Menteri Pertahanan itu memimpin proyek lumbung pangan. Dapat dipahami dia hadir di kala panen padi. Oleh karena panen itu di Kebumen, Jawa Tengah, hadir pula Gubernur Ganjar Pranowo. Jadilah panen rasa pencapresan.

Jokowi telah menjadi pemimpin nasional dengan ‘seni dan taktik’ pengambilan keputusan politik yang melampaui sangkaan banyak orang. Di level personal dia berhasil mengentaskan anak dan menantu menjadi wali kota di dua kota berbeda, di dua pulau berbeda. Di level negara dia mulus mengambil keputusan kepublikan. Di level partai politik, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan senang hati meninggalkan kursi Wakil Ketua MPR untuk menjadi pembantu presiden sebagai Menteri Perdagangan.

Tanpa berisik, Ketua Umum PPP berganti, digantikan Muhamad Mardiono, seorang anggota Wantimpres. Ke manakah mantan Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa? Dia ‘dipangku’ dalam kearifan Jawa, dipertahankan sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Dia tetap menjadi pembantu presiden.

Sekarang muncul pertanda lain. Pembantu presiden lainnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, pamit dari Partai Gerindra. Mantan cawapres 2019 itu disebut-sebut mau bergabung dengan PPP yang telah resmi mendeklarasikan mengusung Ganjar. Untuk apa? Cawapres? Namanya disebut Jokowi. Ini rasanya turut meramaikan gendang cawapres yang juga dimainkan Menko Polhukam Mahfud MD melalui berbagai tanggapannya mengenai tegaknya hukum.

Anda boleh suka atau tidak suka dengan substansi bahwa sutradara besar Pilpres 2024 ialah Jokowi. Anda pun boleh suka atau tidak suka kenyataan Presiden sibuk mempersiapkan penggantinya yang dipercayanya sebagai penerus. Adakah peraturan perundang-undangan dilanggar di situ? Tidak. Adakah etika kepresidenan ditabrak di situ? Ngono yo ngono ning ojo ngono.

Siapa pun pengganti (atau penerus) Presiden RI itu adalah hasil pilihan rakyat. Di dalam perspektif demokrasi, kiranya penting untuk mengatakan: Jika Ganjar Pranowo yang terpilih sebagai Presiden ke-8 RI, dia adalah presiden kita. Jika Anies Baswedan terpilih, dia presiden kita, termasuk presidennya rakyat bernama Ir H Joko Widodo.

Leave A Reply

Your email address will not be published.