Menangis itu Indah

0 364

MENANGIS bukan urusan tiap hari. Dia barangkali urusan sekali dalam 10 tahun, bahkan mungkin sekali dalam 20 tahun. Yang terakhir kiranya terjadi pada Lionel Messi, menangis meninggalkan Barcelona, setelah 21 tahun hidup dibesarkan dan membesarkan Barca.

Rasanya tak ada orang yang tak pernah menangis di dalam hidupnya. Ketika lahir, kita menangis karena keluar dari dunia yang paling aman dan nyaman. Kita masuk ke dunia yang ruwet. Begitulah kita datang ke dunia dengan menangis, kelak kita tidak tahu apakah ada yang menangis ketika kita meninggalkan dunia. Yang pasti yang mati tak bisa lagi menangis.

Ada yang menangis dalam hati. Tanpa air mata. Menangis jenis ini bisa terjadi kapan saja. Yang ditangisi bisa bermacam perkara. Bisa pula perkara tunggal yang tiada kunjung reda. Tidak move on.

John Lennon minta maaf telah membuat dikau menangis. Oh no. Saya tak ingin menyakitimu. Saya hanya seorang pencemburu. I’m just a jealous guy. Ini menangis yang indah, berkat pencemburu yang jujur.

Soeharto menangis ketika istrinya, Siti Hartinah, meninggal. Tangis kesedihan mendalam. Ia mengusap air matanya dengan sapu tangan. Tangis yang jujur. Karena itu indah.

Di dalam perkara itu Soeharto sebagai manusia ciptaan Tuhan. Publik tidak tahu, apakah dirinya sebagai Pak Harto, sebagai presiden ciptaan MPR ataupun MPRS, dalam kapasitas itu dia pernah menangis berkaitan dengan Bu Tien, sebagai ibu negara.

Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher digelari ‘Perempuan Besi’. Keras. Kukuh. Gaya politiknya tak kenal kompromi. Dia berkuasa 11 tahun. Di tayangan dokumenter di BBC2 ditampilkan dia menangis setelah mengumumkan dirinya pensiun pada 1992.

Apakah Ratu Elizabeth II, pemimpin Kerajaan Inggris, boleh menangis diketahui publik? Harian Express menulis, sang ratu tak sanggup menahan kesedihannya di prosesi pemakaman suaminya, Pangeran Philip. Ratu menyeka air matanya.

Messi berumur 13 ketika bergabung dengan Barca. Musim lalu dia ingin pindah klub, membatalkannya, berkat kembalinya Joan Laporta sebagai presiden klub. Musim ini malah dia ingin tetap tinggal, tetapi kerasnya batasan gaji di La Liga, serta sangat buruknya keuangan klub warisan Bartomeu, presiden sebelumnya, membuat Messi gagal memperpanjang kontrak.

Semua itu alasan bersifat resmi. Yang terjadi ialah hati Messi mulai tercabik ketika Luis Suarez dibuang begitu saja ke Atletico Madrid oleh pelatih baru Ronald Koeman. Sebelumnya Neymar hengkang ke PSG. Sempurnalah bubarnya trio penyerang Barca Messi-Neymar-Suarez yang menakutkan klub mana pun di dunia.

Pada Desember 2020 percakapan Neymar dan Messi kian intens melalui WA. Neymar selalu ingin kembali berpasangan dengan Messi. Di bulan itu juga Neymar bilang kepada pers, kebersamaan mereka di PSG bakal terjadi. Mereka bertemu di Brasil dalam kompetisi Copa America 2021, yang berakhir 10 Juli lalu. Sebulan kemudian, 11 Agustus, keinginan Neymar kembali bermain dengan Messi terwujud di PSG.

Nomor punggung Neymar 10. Itu juga nomor Messi. Neymar rela melepasnya. Messi menolaknya. Ia memilih nomor 30, yang juga pertama dipakainya di Barca.

Messi bilang dia memulai hidup baru di Paris. Kala ia menangis berpisah dengan Barca, terasa kepedihan. Publik belum tahu benar ke manakah dia bakal pergi. Kini, di Paris, tangisan itu terasa indah karena siapa meragukan PSG bakal merajai Eropa? Terbayanglah sejarah baru Messi: bertambah penghargaan Ballon d’Or, bertambah deretan sepatu emas yang kiranya semakin sulit terlampaui.

Menangis itu indah, mengandung lecutan untuk menutup masa lalu dan membuka lembaran baru. Saya penggemar Barca, kini mendengar Paris, melantunkan John Lennon. Oh no. Saya tak ingin menyakitimu. Saya hanya seorang pencemburu. “I’m just a jealous guy.”

Leave A Reply

Your email address will not be published.