Dilarang Main Golf

314

APAKAH bermain golf baik buat kesehatan kantong pejabat negara? Jangan berburuk sangka. Bukan di sini, di mata Partai Komunis Tiongkok, bermain golf tidak sehat bagi kekuasaan. Kenapa? Golf membuka pintu korupsi. Karena itu, mulai 21 Oktober lalu, Partai Komunis Tiongkok melarang 85 juta anggota mereka bermain golf.

Padang golf nan hijau ditengarai bukan saja tempat
memasukkan bola kecil putih ke lubang yang juga kecil, menggunakan
tongkat mahal, melainkan juga padang bagi transaksi besar di balik
pintu.

Di padang golf berjumpa pebisnis dengan orang-orang berpengaruh dalam lingkaran kekuasaan negara. Klub golf bukan dipenuhi orang-orang kecil bernama caddy, melainkan orang-orang besar bernama kader partai.

Majalah The Economist mengutip Mao Zedong yang membahasakan golf sebagai olahraga jutawan, sport for millionaires. Bermain golf bukanlah perilaku korupsi, tetapi kader partai hanya bisa membayar ongkosnya berkat korupsi.

Pada 2013 saja, lebih 180 ribu pengurus Partai Komunis Tiongkok dihukum partai karena korupsi.

Apakah Mao tak lagi berpengaruh?

Mao masih sumber legitimasi, tetapi tak lagi sepenuhnya. Sabdanya dinilai tinggal ‘70% baik’.

Kiranya hanya kaum proletar tulen menilai ajaran Mao tetap ‘100% baik’.

Sisanya ‘30% baik’ tak lagi berbekas di dalam
kehidupan kaum kaya baru, yang tumbuh pesat seiring dengan hebatnya
pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang puluhan tahun tertinggi di dunia.

Di tengah 1,3 miliar lebih penduduk Tiongkok,
diperkirakan ada 1,09 juta warga dengan kekayaan per orang 10 juta yuan
(US$1,6 juta).

Sebanyak 67 ribu orang memiliki aset di atas 100 juta yuan (US$16 juta) per orang. Lebih banyak pemilik miliaran dolar AS di Tiongkok (596 orang) daripada di AS (537).

Anak-anak mereka menggunakan mobil impor berharga
lebih dari US$1 juta. Presiden Xi Jinping mengingatkan anak orang kaya
itu untuk mengekang hedonisme, berpikir dari mana kekayaan berasal,
menjadi patriotis.

Nyatanya, mereka tetap gemar berpesta, membeli mobil
baru, sekalipun sekarang menahan diri ke luar rumah memakai mobil lebih
‘murah’ BMW 7 Series daripada Aston Martin.

Setelah Mao wafat (1976), bukan hanya ekonomi Tiongkok bertumbuh dan berubah, melainkan juga sawah menjadi padang golf.

Sebutannya disamarkan, tidak eksplisit padang golf, tetapi ‘resor alami’. Orang kaya baru itu jatuh hati pada golf.

Siapa mereka?

Hanya yang punya koneksi kuat dengan kekuasaan politik yang dapat menciptakan uang supergendut.

Ada pakar melukiskan, setelah 30 tahun pasar bebas, tak ada lagi doktrin tunggal mempersatukan Tiongkok.

Tak ada lagi melodi sentral hendak dibawa ke mana dan menjadi negara apa Tiongkok.

Tak mengherankan, Presiden Xi Jinping berkemauan keras hendak mengontrol masa depan Tiongkok.

Ke luar, belum lama ini, ia melawat ke AS bertemu Obama dan ke Inggris bersua Ratu Elizabeth II dan PM David Cameron.

Ke dalam, ia keras menghajar korupsi, antara lain melarang anggota partai bermain golf.

Apakah ide tersebut dapat diterapkan partai politik di Republik ini?

Jangan harap.

Itu nanti bisa dinilai melanggar hak asasi.

Lagi pula, sekalipun perintah partai komunis kepada
kader mereka lebih hebat daripada hukum negara, di Tiongkok sana pun,
belum tentu larangan bermain golf itu sepenuhnya dilaksanakan.

Siapa tahu, setelah Xi Jinping wafat, larangan itu tinggal ‘30% baik’.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.