Kabinet Singapura

342

DUA pekan lagi, kabinet baru Singapura terbentuk. Hal itu disampaikan Perdana Menteri petahana Lee Hsien Loong, yang juga Sekretaris Jenderal People’s Action Party (PAP), sehari setelah partai berkuasa itu kembali berkuasa (Sabtu, 12/9). PAP meraih 69,9% suara, memenangi 83 dari 89 kursi, termasuk di dapil Punggol East, yang pada Pemilu 2011 dimenangi partai oposisi Workers’ Party. Total sura PAP bertambah hampir 10%, dari 60,1% pada Pemilu 2011 menjadi 69,9%.

Partisipasi pemilih juga meningkat. Dari 2.462.926 berhak memilih, 93,56% menggunakan hak suara, sedikit meningkat dari 93,06% pada Pemilu 2011 yang merupakan partisipasi terendah dalam tujuh pemilu (1988-2015). Partisipasi tertinggi pada Pemilu 1997, yaitu 95,91%. Tingginya partisipasi, rata-rata 94,41% selama 27 tahun, menunjukkan tingginya kepercayaan pada pemilu.

Setelah kemenangan itu, PM Lee Hsien Loong berbicara pentingnya tiga elemen politik. Pertama, jujur dan bersih. Kedua, pemerintah urus rakyat sebaik-baiknya sekarang dan masa depan. Ketiga, orang cakap harus bekerja untuk politik, duduk di pemerintahan. Bahkan lebih tajam lagi, Hanya yang terpilih anggota parlemen bakal menjadi menteri.

Pemilu bukan saja bertarung mempertahankan kekuasaan, juga ajang menentukan duduk di kabinet atau tidak. Karena itu, mantan Menteri Senior Goh Chok Tong membahasakan kemenangan PAP sebagai bentuk dukungan rakyat akan lahirnya generasi pemimpin masa depan.

Yang menarik ialah digadang-gadangnya empat nama, yaitu Ng Chee Meng, Ong Ye Kung, Chee Hong Tat, dan Amrin Amin. Amrin, 36, anak orang biasa dari etnik minoritas, lolos menjadi anggota parlemen dari dapil Sembawang. Meraih LLM dari Columbia Univesity, New York, ia pernah bekerja sebagai pengacara perusahaan, lalu mengabdikan diri di akar rumput sebagai penggerak komunitas.

Ong Ye Kung, 46, juga terpilih anggota parlemen dari dapil Sembawang. Ia pernah ikut pemilu 2011 dari dapil Aljunied, tetapi dikalahkan oleh Workers’ Party sehingga gagal menjadi menteri. Pernah menjadi sekretaris PM Lee Hsien Loong, memimpin tim perundingan perdagangan bebas AS-Singapura, direktur independen SMRT Corporation, Ong meraih MBA dari International Institute for Management Development, Swedia.

Chee Hong Tat, 41, meraih S-1 dari University of California di Berkeley dan MBA dari Adelaide University, Australia. Ia pernah menjadi sekretaris Mentor Menteri Lee Kwan Yew (2008-20011). Kini ia terpilih menjadi anggota parlemen dari dapil Bishan-Toa Payoh.

Yang keempat, dan paling penting, ialah Letnan Jenderal Ng Chee Meng. Pilot pesawat tempur, kini 47, belajar di Akademi Angkatan Udara AS, serta meraih gelar master of arts dalam hubungan internasional dari Fletcher School of Law and Diplomacy, Tufts University, AS. Pada 18 Agustus lalu, mantan komandan Skuadron 144 itu
menyatakan setelah pensiun dari Angkatan Perang Singapura bakal terjun ke dunia politik. Ia terpilih anggota parlemen dari dapil Pasir Ris-Punggol.

Mengikuti pemikiran bapak bangsa Singapura, Lee Kwan Yew, yang perlu ditandai ialah siapa menteri pertahanan kini dan di masa depan. Katanya, menhan orang paling kuat di kabinet, dekat dengan PM, paling tangguh, paling mampu. Karena itu tidak usah heran, dalam kampanye lalu PM Lee Hsien Loong khusus berkunjung ke Bishan-Toa Payoh, dapil Menhan Ng Eng Hen.

Untuk Indonesia masa depan, sebutlah 2019, kiranya menarik mengikuti pikiran pemimpin Singapura dalam menyeleksi menteri. Orang partai gagal dalam pemilu legislatif jangan dijadikan menteri. Kabinet mestinya tempat orang sukses, bukan orang gagal tak dipilih rakyat.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.