Sisi Gelap Kepala Sekolah
MUNGKIN ada yang mengira kini zaman edannya kepala sekolah. Edannya tidak kepalang tanggung, edan seks.
Yang lagi hangat kepala sekolah SMA Negeri berkelamin lelaki kerap menghubungi staf perempuan dan meminta staf honorer itu mendengarkan pengalamannya berhubungan seksual dengan perempuan lain. Untuk menghindari tuduhan berhubungan gelap dan menghindari pelecehan oleh kepala sekolah, percakapan itu disalin. Setelah disalin, percakapan itu menyebar luas.
Kepala sekolah itu membawanya ke muka hukum. Pengadilan negeri membebaskan perempuan itu. Kejaksaan kasasi dan Mahkamah Agung menghukum staf honorer itu.
Belum lama ini seorang kepala sekolah SD Negeri mengajak muridnya menonton video porno di ponselnya. Nonton bareng itu terjadi di ruang kelas lima. Setelah menonton, murid-murid diajak berjoget.
Berita yang pertama terjadi di Mataram, Nusa Tengara Barat, sedangkan berita yang kedua terjadi di Kabupaten Merangin, Jambi. Yang pertama memimpin SMA, yang kedua memimpin SD. Mereka kepala sekolah negeri yang berperilaku ‘aneh’ menyangkut seks.
Contoh kasus dapat diperpanjang. Dua kasus itu kiranya cukup untuk menyoal, ada apa dengan kepala sekolah? Tidakkah ‘keanehan’ itu merupakan ‘sisi gelap’ (the dark side) kepala sekolah? Sisi gelap yang tidak disadari.
Tiap orang punya sisi gelap. Orang yang kehidupan sosialnya baik pun mengidap sisi gelap. Ada nasihat yang bilang, belajarlah untuk mengetahui ‘sisi gelap’ itu sebelum menjadi racun.
Nasihat itu berasal dari Robert Greene, dalam buku terbarunya berjudul The Laws of Human Nature. ‘Sisi gelap’ manusia itu dijelaskannya berangkat dari konsep ‘Shadow’, yaitu salah satu konsep kunci temuan psikoanalis Carl Jung. Intinya, inilah aspek kedirian (personality) seseorang yang tidak penuh disadari.
Wujud sisi gelap itu bermacam-macam, di antaranya seks. Apakah kita perlu khawatir bila yang mengidap sisi gelap seks itu kepala sekolah?
Nasihat dari penulis yang sama bilang sisi gelap yang bersembunyi tidak sadar itu dapat dikontrol dan disalurkan dengan sadar sebagai energi kreatif. Jadi jangan khawatir berlebihan berkesimpulan bahwa kini zaman edannya kepala sekolah, yakni edan seks.
Salah seorang yang sangat saya hormati dalam hidup ini ialah kepala sekolah SMA kami. Kenapa? Dia sosok yang berwibawa dalam menegakkan disiplin sekolah.
Dua hal pokok yang diawasi kepala sekolah itu ialah ketertiban berpakaian dan jam masuk sekolah. Setengah jam sebelum jam masuk sekolah, kepala sekolah berdiri di pintu pagar gerbang sekolah seraya mencermati pakaian murid. Lima menit sebelum jam pelajaran dimulai, kepala sekolah menutup dan mengunci pintu pagar. Buat yang terlambat, wassalam.
Suatu hari seorang guru berhalangan mengajar di kelas kami. Tidak dinyana masuklah kepala sekolah dan bilang ia mengisi kelas sebagai pengganti. Dan, meluncurlah pelajaran grammar bahasa Inggris. Ia sejatinya guru bahasa Inggris sebelum menjadi kepala sekolah.
Begitulah sosok kepala sekolah yang masih melekat dalam ingatan. Tiap orang punya sisi gelap, termasuk saya. Hemat saya, apa pun sisi gelap yang diidap kepala sekolahku itu, ia berhasil mengontrol dan menyalurkannya menjadi energi positif dalam penegakan disiplin sekolah.
SMA saya sekolah negeri. Membayangkan kembali kisah 1968-1970 itu berbuah pertanyaan. Tidakkah itu berarti tiap pagi kepala sekolah tiba duluan di sekolah sebelum para guru?
Yang terjadi sekarang kiranya yang sebaliknya. Kepala sekolah ialah bos yang datang belakangan. Kepala sekolah macam itu rasanya tidak akan mencari tahu ‘sisi gelap’ dirinya yang bisa menjadi racun.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.