Era Orang Aneh

297

DUNIA kini dipimpin orang aneh. Orang aneh paling gres karena baru terpilih menjadi presiden ialah Donald Trump. Banyak prediksi meramalkan Hillary Clinton yang terpilih menjadi presiden AS, ternyata keliru besar. Hillary orang pintar, berpengalaman dalam pemerintahan. Akan tetapi, ia bukan orang aneh. Padahal, ini era orang aneh. Rakyat AS ternyata lebih menyukai pemimpin aneh, yang kiranya nyaris sempurna dimiliki Donald Trump.

Keanehan itu, antara lain, Trump akan membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko serta melarang total kaum muslim memasuki AS. Siapa pun yang menang, rakyat AS membuat sejarah. Bila Hillary yang menang, dia menjadi presiden perempuan pertama AS. Faktanya mereka lebih memilih presiden aneh yang juga membuat sejarah, yaitu presiden AS tertua. Pada 14 Juni lalu, Trump berumur 70 tahun.

Sebelum Trump, orang aneh yang terpilih menjadi presiden ialah Rodrigo Duterte. Suatu hari, sepulang perjalanan kenegaraan ke Jepang, Duterte datang ke Davao, kota kelahirannya, tempat ia pernah menjadi wali kota. Di situ dia mengatakan Tuhan memberinya ultimatum untuk berhenti memaki dan mengumpat. Kalau tidak, pesawat yang membawanya akan mengalami kecelakaan di udara.

Ultimatum Tuhan itu diungkapkannya setelah ia puas memaki Presiden AS Barack Obama. Katanya, Obama anak pelacur. Duterte memaki Obama karena kecewa AS mengecam kebijakannya bakal membantai tiga juta pecandu narkoba, sebanyak Hitler membunuh orang Yahudi. Akibat makiannya itu, Obama batal berkunjung ke Filipina. Penilaian bahwa sekarang era orang aneh bukan orisinal pikiran saya. Kemarin siang, sambil makan soto di Semarang, kami membaca berita Trump menang.

Terlontarlah pernyataan bahwa sekarang era orang aneh. Yang mengatakan itu juga orang aneh, yaitu H Yoyok Rio Sudibyo, Bupati Batang, Jawa Tengah (2012-2017). Yoyok aneh setidaknya karena empat hal. Pertama, ia konsisten memegang janjinya sendiri, cukup satu masa jabatan menjadi bupati. Janji itu umumnya dikhianati. Hanya orang aneh menepatinya. Kedua, dia bupati yang lebih memilih memakai celana jins dan sepatu kets ketimbang berbaju dinas bupati.

Ketiga, sang bupati mampu memotivasi siswa SMA dan bernyanyi bersama mereka, sampai mereka menjerit-jerit. Keempat, ia tidak korupsi. Di negeri ini, penyelenggara negara tidak korupsi tergolong orang aneh. Dipikir-pikir, Jokowi juga orang aneh. Blusukan merupakan keanehan yang membuat ia terpilih menjadi presiden. Jangan-jangan sejarah kelak mencatat, dialah satu-satunya presiden RI yang tetap blusukan sejak menjadi wali kota, gubernur, sampai menjadi presiden.

Sejauh ini, Jokowi merupakan presiden yang paling rajin turun ke lapangan. Terakhir, keputusannya yang aneh ialah agar kepolisian menggelar perkara Ahok transparan. Hal itu guna menghilangkan syak wasangka. Ahok sendiri orang yang tidak kalah anehnya, bahkan lebih aneh daripada Jokowi. Salah satu buktinya dalam hal juru bicara. Johan Budi, juru bicara Jokowi, tidak tergolong orang aneh.

Bandingkanlah dengan Ruhut Sitompul, juru bicara Ahok dalam pilkada. Jelaslah Ruhut orang aneh, sampai-sampai Susilo Bambang Yudhoyono memecatnya selaku juru bicara Partai Demokrat. Apakah Ahok sebagai orang aneh bakal memenangi pilkada Jakarta? Terserah rakyat Jakarta. Demokrasi punya kearifannya sendiri. Suatu hari saya menulis di forum ini, menginginkan Hillary Clinton yang menang, tetapi rakyat AS memutuskan lain.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.